Karena keramaian adalah hening  kapten berjalan tanpa mengerling setelah sesat tak ada kabar  cemas menyayat keluarga kelasi kapal tam...


 




 






Karena keramaian adalah hening 

kapten berjalan tanpa mengerling

setelah sesat tak ada kabar 

cemas menyayat keluarga kelasi

kapal tambat dinaik turun ombak

seperti tuts piano diolah jemari

antara kedai dan galangan 

orang-orang menjadi laut

disibak tongkat mukjizat nabi


Di bawah mendung di robekan

layar sekali gulung 

perahu-perahu kandas

keberanian patah persis geladak

tak ada mercusuar juga

camar penuntun jalan

gubuk singgah nelayan yang menyuguh 

tuak hingga apapun tak sungguh meledak


Di dadamu kini semayam 

plankton pencar 

sembunyi dari pemangsa 


Kesadaran macam angin teluk 

menyapu bukit-bukit pulau 

dan mendirikan bulu di tengkuk 


Kaugenggam harap demi mengapung

menanggung ketakutan sebesar gunung 

di antara kayu membusuk 

mega mendung menyeberang ufuk 


Tak ada lagi sanggup menolong 

sekeras suara memanggil hanya 

tersisa lolong dari saudara yang 

diundi dan memberi daging sepotong 


Paus seukuran kapal 

meriam lama disekap lautan

mengguncang tombak dan sekocimu

sampai serpihan 


2022




Seperti perut ikan memburai masa lalu dapat tercecer  amis bertengger di pasar, anyir mengalir ke selokan  kucing tak pernah belajar diusir ...











Seperti perut ikan memburai masa lalu dapat tercecer 

amis bertengger di pasar, anyir mengalir ke selokan 

kucing tak pernah belajar diusir kasar oleh si tukang 


Sebab pernah ibu telanjur menjadi pisau mengupas 

amarahmu hingga pasrah masuk dalam gorong-gorong

sementara ayah betah mabuk menajamkan igau 

memotong sosok rapuh yang dahulu hendak kaujangkau

sebab yang pertama sayur siang biarpun hijau 

lainnya sisik kelupas menarik ulur kucing mengiau


Kucing-kucing mengiba duri 

membikin dapur akrab ditangisi 

nila renang dalam semangkuk nipis 

merendam diri pada kemiri

bersolek dengan jahe dan kunyit

semata uar menghidupi nasib 

yang telah lama digantung raib

sekilas senyum sembuh meski 

hanya dua puluh menit 


Di pupil legam dan muka polos

tersirat bayang renta ramah peluk 

ia yang memantau seekor burung

hendak meniru cekat 

antara pohon dan kabel Indihome 


2022


  Bumbu di langit-langit seperti mengajari bahwa cemas apa pun dapat kauracik membumbung antara bulir keringat dan vitamin c antar...

 

Bumbu di langit-langit seperti mengajari

bahwa cemas apa pun dapat kauracik

membumbung antara bulir keringat

dan vitamin c

antara genting yang telanjur hitam

oleh khawatir dan seka berjejal

satai kambing dan kayu bakar yang

pesta pora di samping gudang

 

Mangkuk pedas kuah lodho menelan

umpat dan kata-kata penuh teror

sedang lima tusuk satai komoh

lembut dikunyah mengenyahkan

hening pada ramai yang monoton

 

Meski di seberang penjaja parkir

dan deret motor, kelok gang

yang terpencil sekali kautengok

langkah belum menyembul dan

yang kaupesan hanyalah liur

 

Nyaring peluit dan gemetar pohon

menyisakan lamun untuk disantap esok

kehilangan macam jimat menyerak jampi

lebih ngeri dari sosok di atas panci





Petromaks di kolong jembatan melirik sampah puntung selokan di belakangmu orang-orang melupakan dompet yang mengandung sehelai ceban...













Petromaks di kolong jembatan

melirik sampah puntung selokan

di belakangmu orang-orang

melupakan dompet

yang mengandung sehelai ceban

 

Lampu sisi jalan bagai lampion terbakar

urung mengudara ogah membawa pesan

menyorot bintik gerimis mulai menjahit aspal

mengurung pekik knalpot urat punggung tangan

yang semakin keriput dan darurat air mineral

 

Kotak organik non organik telah dirampas

orang-orang merenggang membuang pening

ke sembarang menjadikan gumam yang

dipelihara remang selasar keliaran

semata menciprat kata-kata kasar

 

Begitulah botol-botol menghuni jaket

rengek sejenak melepas pabrik

berbaur tumpuk dengan gelas plastik

membordir hiruk pikuk dan sentimen

pada karung yang digendong

seorang kakek

 

2022

 

  Uap di balik gorden berangkat bersama embun menyusup ke langit senin yang mengicaukan hari libur   Sedang mimpi mendekam pada ...

 

Uap di balik gorden

berangkat bersama embun

menyusup ke langit senin

yang mengicaukan hari libur

 

Sedang mimpi mendekam pada selimut

menyembulkan lengannya

mengusir remot AC dan jam lembur

 

Libur menarik kepalanya masuk tempurung

sekali timbul dalam kalender cetak yang digantung

hiruk pikuk trotoar lampu merah di samping halte

menghitung pengendara yang dimaling waktu

 

Setelah manusia batu kaki-kaki rumput

kijang sebelah tanduk oleh panah luput

menyulut nafas kagum di kertas konyol

tirai babak pun menudung

kau tenggelam dirampas kasur

dihisap dalam sebentang wol


Siang yang hambar di atas balkon

tak ada lengan menggamitmu bangun

memasang kekupu pada kerah baju

 

Kemarin sekarang ornamen ringkih tembus pandang

mengawan rendah bersama derap dan kemacetan

 

2022





    Di ruang tamu lengang atau jeruji kamar mengurung badan telah kulepas getir ingatan dini hari menyuguh secangkir kopi, seprai yang...

  

Di ruang tamu lengang atau jeruji kamar

mengurung badan telah kulepas getir ingatan

dini hari menyuguh secangkir kopi, seprai yang

kumal telah ditukar hingga memar bertarung

kata-kata dapat pulas tanpa merasa gatal

 

Sebelum kantuk sebelum cahaya kembali mengetuk

amarah sanggup menyembunyikan sosok pemburu;

kau merayap menyentuh rumput, memanah tembolok

kalkun, dengan riwayat suntuk dan hening menohok;

 

kau berkunjung ke dalam kampung di mana hasrat

dan letih tak lagi sanggup ditanggul, selokan mampat

mulai mengalir, burung-burung hijrah menuju bukit,

kolam berbuih mendengarkan istigfar mujair

 

Kepalamu hanyalah bak mandi

mengerti keran kepergian jebol

nama-nama mengucur dan mubazir

 

Ketika lengan mendekap guling

kipas kewalahan menyeka dahi

tak ada yang menemanimu

seakrab dini hari

 

2022

 

  Kapal-kapal ditambal sulam  saban bulan diasah meriam kano bercadik milik Ras Naga  mengawal sirip hiu para moyang  insang bahasa mengan...

 

Kapal-kapal ditambal sulam 

saban bulan diasah meriam

kano bercadik milik Ras Naga 

mengawal sirip hiu para moyang 

insang bahasa mengantar selam

terbuai kujur arus gelombang


Ransum di medan perang 

pucuk-pucuk karabin 

dalam peti dipanggul unta

terup melepas seisi kota 

dari kutuk lalim penguasa

rompal tubuh sebab gerilnya 

biji tasbih di makam juang 


Riwayat jalar bagai akar 

gugur daun danau tepian 

tikar digelar oleh keluarga

membuhul kencang nadi ikatan 


Onak telusur jalan yang

tak mempan menusuk telapak 

taji seekor ayam begitu 

khasiat di luar sangkar 


Begitulah kakek berkisah

tentang percik diperam bahasa

keluh nanar menggores kata

sebelum kekal jadi epitaf


2022




 

    Ketika lantai rumahmu amblas dan kakimu terantuk berdarah aku masihlah kanak-kanak yang mengejar sekolah dengan becak   Ke...

 


 

Ketika lantai rumahmu amblas

dan kakimu terantuk berdarah

aku masihlah kanak-kanak

yang mengejar sekolah dengan becak

 

Ketika tikus kamar menggigit telapak

kauteriak di sela-sela tidur pulas

tetapi ayah malah membentak

pagi harinya ibuku bertemu wali kelas

kupukul bocah nakal sampai melas

sehingga tikus bukanlah masalah

 

Ketika satu dua anak memamerkan

sepatu barunya, naik sepeda

tidur siang di bawah rambutan

menonton langit

merangkul akrab papan ayunan

yang menghampirimu isak belaka

 

Selepas berbonceng di bawah kapas

cakrawala menguncir rambut

menyisakan poni malam

aku pun paham

mukim kita tak jauh berjarak

kesakitanmu mesti kuseka

 

Andai waktu kampung halaman

dapat kutengok di tanggal merah

aku pemantik tiap kali lilinmu menyerah

 

2022

 

  Kaulihat anak berlari memeluk pinggang dan ceruk sempit di kepalamu pun lengang setelah jauh mengekori telusur kapal selamat dari te...

 




Kaulihat anak berlari memeluk pinggang

dan ceruk sempit di kepalamu pun lengang

setelah jauh mengekori telusur kapal

selamat dari tenggelam dan buas aral.

 

Seperti kapal yang terbalik subuh hari

atau Suku Bajau diceraikan oleh negeri

dahulu kerongkonganmu ditempa asin laut

terombang-ambing bersama lapar yang pagut.

 

Istrimu menjala doa dari setiap rakaat

setelah kau lenyap serupa minggat

bertaruh ini jalan nafas ombak.

 

Tangkapan besar bagi hidup yang keluarga inginkan

adalah kapal yang di geladaknya kau berkorban

selamat usai kehilangan jauh dari kata sebentar.

  Semacam sibak payung usia kedua puluh petir dinyanyikan langit awan mengeluh bahasa tempias gagal diucap mendung kecipak buru gemeta...


 

Semacam sibak payung usia kedua puluh

petir dinyanyikan langit awan mengeluh

bahasa tempias gagal diucap mendung

kecipak buru gemetar milik sepasang tudung.

 

Jarum suhu yang tak mungkin kauhitung

menyulam pucuk basah di jalan relung

setelah temu dihangatkan api kompor

sisa lapar dan sunyi yang bocor.

 

Kecewa yang tak cukup dalam baskom

tak mungkin kautampung di sebaris kolom

genting yang semalam dibilas percik

 

menghadiahkan gigil bagi hari esok

sempat kausimpan kuyup seluruh blok

embun palem sebelum panas merenggut.