Karena keramaian adalah hening
kapten berjalan tanpa mengerling
setelah sesat tak ada kabar
cemas menyayat keluarga kelasi
kapal tambat dinaik turun ombak
seperti tuts piano diolah jemari
antara kedai dan galangan
orang-orang menjadi laut
disibak tongkat mukjizat nabi
Di bawah mendung di robekan
layar sekali gulung
perahu-perahu kandas
keberanian patah persis geladak
tak ada mercusuar juga
camar penuntun jalan
gubuk singgah nelayan yang menyuguh
tuak hingga apapun tak sungguh meledak
Di dadamu kini semayam
plankton pencar
sembunyi dari pemangsa
Kesadaran macam angin teluk
menyapu bukit-bukit pulau
dan mendirikan bulu di tengkuk
Kaugenggam harap demi mengapung
menanggung ketakutan sebesar gunung
di antara kayu membusuk
mega mendung menyeberang ufuk
Tak ada lagi sanggup menolong
sekeras suara memanggil hanya
tersisa lolong dari saudara yang
diundi dan memberi daging sepotong
Paus seukuran kapal
meriam lama disekap lautan
mengguncang tombak dan sekocimu
sampai serpihan
2022
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances