Semacam sibak payung usia kedua puluh
petir dinyanyikan langit awan mengeluh
bahasa tempias gagal diucap mendung
kecipak buru gemetar milik sepasang tudung.
Jarum suhu yang tak mungkin kauhitung
menyulam pucuk basah di jalan relung
setelah temu dihangatkan api kompor
sisa lapar dan sunyi yang bocor.
Kecewa yang tak cukup dalam baskom
tak mungkin kautampung di sebaris kolom
genting yang semalam dibilas percik
menghadiahkan gigil bagi hari esok
sempat kausimpan kuyup seluruh blok
embun palem sebelum panas merenggut.
0 komentar: