Ia memicingkan mata, tak sabar mengincar mangsa atau sebatas mengangkasa. Ia mengasah paruh, bersiap menukik menyambar nasib yang sempat ter...

Raja Udara






Ia memicingkan mata, tak sabar mengincar mangsa atau sebatas mengangkasa. Ia mengasah paruh, bersiap menukik menyambar nasib yang sempat terbenam. Kukunya mencengkam mimpi-mimpi yang tak bosan menggeliat, mimpi yang hendak lepas terbantun tanah, kenyataan yang berbaur  lalu lintas awan.


Ia adalah pendaki yang lupa memesan jalan pulang, menyediakan sekujur badan bagi luka-luka siap ditanam bagi licin tebing dan kesiagaan yang kurang. Bagi nyali seusai dupa dibakar Fortuna hadir memberinya sayap mendiami puncak yang tak lagi lengkap.

Manakala macet menyapanya, ia melenggang mahir bergerak antara gedung pencakar. Sebagai panji yang kibar, atau sesaji bagi klakson menara. Ia mengenal orang-orang benua membuat lagu pujian untuk mereka. Menyusun euforia selembar tiket dan ramai-ramai memesan piala.


Agustus, 2018

0 komentar: