Perjamuan dibuat dari
segelas bir dan kentang
goreng. Tiada keluhan di sini, hanya dialog
sekelompok pemabuk “setelah menumpang
dari Naples, Fortuna melepaskan gaun”
Sejumlah prediksi berlompatan
dari mulut ke mulut. Sepasang
suami istri bertaruh menakar peluang
dari yang
kalah atau menjulang,
terpukau saat kotak permainan
menimbun nominal.
Pelayan
mencatat pesanan mereka,
daging cincang dengan tetabur lada,
ketika euforia
melampaui transaksi karcis
dan pengunjung lain menyerahkan pagi
demi kedua
babak.
Yang
berlindung di balik romantisisme
mulai beralih.
Dari percakapan ke meja
billiar.
Dari melankoli ke pengeras suara.
Dari hangatnya tungku batu bara
menuju bisingnya jalan-jalan.
Segerombol pemabuk berunding tentang
bagaimana
meloloskan cerawat dari borgol.
Lorong stadion mengusir
orang-orang
dari kafe yang kacau.
Seorang kakek mengigau cerutu di sela
jari,
setiap sepi ialah panjang pertandingan
yang tak habis diisap sekali.
Agustus,
2018
0 komentar: